Monday, November 17, 2014

BBM NAIK, RAKYAT MENJERIT

Mulai tanggal 18 november 2014 BBM(bahan bakar minyak) naik. Harga yang semula Rp.6500,- sekarang menjadi Rp. 8500,-. karena kenaikan BBM suasana di SPBU(pom bensin) di sidoarjo pun menjadi tak biasa. Jujur saja, saya baru mendengar bbm fix naik pada pukul 22.00 WIB pada tanggal 27 november (tadi malam). Sontak saya pun kaget, dan akhirnya segera pulang dan meluncur untuyk ke ATM terlebih dahulu, karena saya belum mengambil uang, dan setelah itu saya ke SPBU. Pertama kali melihat SPBU yang berada di Alun-alun sidoarjo, keadaannya sangat ramai dan padat, banyak kendarakan yang berjubel disana, niat saya yang tadinya mau kesana untuk isi bensin pun kandas, akhirnya saya beralih ke SPBU yang berada di Jenggolo, pemandangan luar biasa terjadi disana. Seperti ribuan orang memadati pom bensin tersebut, mulai dari sepeda montor, mobil. Dan juga truck. AMAZING!! Jalanan yang menuju ke arah sidoarjo pun padat merayap, hingga para antrean pun meluber ke jalanan, sehingga jalanan pun macet total. Dalam hati saya saat itu, beginikah pemandangan akhibat bbm naik? Jujur, baru pertama kali ini saya terjun di tengah-tengah masyarakat menyaksikan dan merasakan antrean bbm. Dulu, saat bbm naik saya tidak terlalu mempermasalahkan. Tapi tidakj jika sekarang.
Melihat pom bensin di Jenggolo penuh, akhirnya saya pindah ke pom bensin di buduran ,tepatnya di dekat pabrik, dan di tempat itu ternayata juga penuh, antrean mobil sudah menjalar hingga 500 meter dan saya pun berpikir bahwa disini antreannya pasti penuh juga. Dugaan saya pun benar. Pom bensin di tempat itu sudah penuh dengan antrean montor yang berjubel, padat sekali. Seperti ribuan orang berada disitu. Akhirnya saya pun mengantre disitu. 1 menit..2menit..5menit..10menit..15 bmenit..saya masih menunggu, selama mengantre 15 menit, montor saya tidak bergerak ke depan sama sekali, antrean di depan sangat banyak, sesekali saya minggir agara truck bisa masuk. Para pemilik mobil dan truck saat itu bergantian mengantre dengan sabar. 20menit berlangsung, tak ada tanda-tanda montor saya bergerak ke depan pom. Akhirnya saya pun mencoba melihat antreannya, dan benar saja, antrean sepeda montor berjubel riuh, saya melihat hanya 1 temapt saja yang beroperasi, tangki pom yang lain tidak berporasi, saya tanya ke salah satu laki-laki yang mengantre disitu. “mas..kira-kira antreannya masih lama ya? Terus itu tangki pom yang beroperasi Cuma 1?” tanya saya gusar. Dan laki-laki itu sama halnya dengan saya, dia memberikan jawaban sekenanya, saya lihat sepertinya dia juga gusar sama seperti saya. 25menit berselang kesabaran saya pun sudah mulai habis karena kelelahan muter-muter cari SPBU Tadi dan mengantre selama hampir setengah jam itu, dan akhirnya saya memilih untuk pulang, karena saat itu jam sudah menunjukkan hampir pukul 23.00 WIB, saya pun berpikir, waktu bbm bersubsidi tinggal 1 jam lagi, dan saya belum cuci piring di rumah, saya belum sholat, dan jika saya pulang malam-malam saya tidak berani, karena perjalanan ke rumah saya melewati sawah-sawah yang sepi, penantian 25menit saya sia-sia, dan saat itu saya juga berpikir sepintas, saya lebih rela mengelyarkan uang lebih daripada saya menunggu dengan lama, dan tanpa ketidak pastian, saya pun menyalakan montor saya dan pulang. Sebelum keluar ke area SPBU, saya sempat mengintip sejenak, bahwa antrean pengisian di are sepeda montor masih sangat banyak, penuh sekali. Dalam hati, saya hanya berdoa semoga montor saya tidak kehabisan bensin di tengah jalan, karean saat itu angka jarukm bensin saya sudah menunjukkan di angka merah, yang artinya bensin saya akan habis.
Sepanjang perjalanan ke rumah, saya masih terus teringat kejadian yang baru saya lihat, saya sedih dan pilu, menyaksikan rakyat seperti saya harus mengantre seperti itu? Lalu bagaimanakah dengan nasib rakyat kecil? Apakah hidupnya akan lebih terjepit? Lalu bagaimana dengan para sopir angkot, nelayan, tukang becak, dan profesi sejenisnya?? Lalu bagaimana dengan kehidupan para pemulung? Kehidupan kami, rakyat yang berpenghasilan kecil? Lalu seperti apa dampak akibat bbm naik? Bbm naik, gaji para karyawan akan naik? Lalu bagaimana dengan gaji/pengahasilan nonpegawai(bukan karyawan)? Mereka(para masyarakat) dapat tunjangan darimana? Mereka bukan pegawai kantoran ataua buruk pabrik? Lalu bagaimana dengan kelanjutan hidup mereka? semua pertanyaan itu berputar-putar di kepala saya. menyedihkan!
Pemerintah mempunyai berbagai alasan sehingga menaikkan bbm? Lalu apakah pemerintah juga punya seribu alasan untuk mendengar suara rakyatnya? kapan suara rakyat benar-benar di dengar? Mana janjimu untuk mensejahterakan rakyat? lalu jika bbm baik, apakah alokasi subisdi benar-benar teralokasi di tempat yang tepat? Dengan cara yang tepat pula? Kartu kesehatan+dll belum menyebar menyeluruh di indonesia. Lalu bagaiman dengan nasib kami, para rakyat kecil? Aku termasuk rakyat kecil itu, disini aku tidak akan menghujat atau mencaci maki. Tidak, itu bukan kemamuanku. disini, hanya salah satu suara rakyat yang hanya ingin menyuarakan suaranya, menyuarakan pendapatnya, menyuarakan anspirasi serta keluhan kami. Lalu dimana letak sejejahteraan rakyat yang sesuhguhnya? Kapan pemerintah akan benar-benar mensejahterahkan, menentrammkan. Dan membahagiakan rakyatnya? Apaka jeritan rakyat selama ini tidak di dengar? jeritan kami semua.
Kenaikan bbm tentu akan memepengaruhi kenaikan-kenaikan yang lainnya? harga beras naik, harga gula naik, harga cabe naik, aplagi harga daging. jika harga bahan kebutruhan naik, dan pengahasilam masih pas-pasan, tentu hal itu akan mencekik rakyat. Berikut ini beberapa berita yang saya kutip dari berbagaia media online terkait masalah kenaikan bbm Seperti yang di kutip di www.liputan6.com/bisnis “Harga beras yang dijual di Indonesia saat ini termasuk tertinggi di antara negara ASEAN lain. Hal ini dikhawatirkan menjadi ancaman bagi Indonesia terutama jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”. “"Harga beras kita di ASEAN termasuk yang tinggi. Jadi dampak kalau mereka masuk bebas, petani kita tidak bergairah untuk menanam pangan," ujar di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (17/11/2014).” Harga gula lokal pun naik, seperti yang di kutip di http://bisniskeuangan.kompas.com “Gula hasil produksi dalam negeri kalah saing dengan gula impor. Direktur Keuangan PT Rajawali Nusantara Indonesia, Dandossi Matram mengatakan, hal ini terjadi lantaran gula pasir yang diproduksi di Indonesia lebih mahal ketimbang gula impor. Tingginya biaya produksi membuat harga yang ditawarkan menjadi lebih mahal.”
Harga cabe pun juga naik melesat, dan membuat masyarakat bingun dan kecewa akan hal ini, sepeti yang di kutip di http://www.goriau.com “Baru tadi malam pemerintah menaikkan harga BBM, pagi ini, Selasa (18/11/14), sejumlah ibu-ibu di Kabupaten Siak mengeluhkan naiknya harga kebutuhan pokok."Aduh, pusing ibu-ibu di pasar, harga cabe merah dari Sumbar Rp100 ribu-Rp110 ribu per kilogram. Padahal, kemaren Uni ke pasar harga cabe masih Rp80 ribu per kg," celoteh Uni, pemilik Rumah Makan Ampera Lintau kepada GoRiau.com, sepulang dari pasar Belantik, Siak, Selasa (18/11/14) pagi.” Dan kenaikan harga semabko yang lain. Pasti akan naik, mengikuti kenaikana harga bbm, seperti yang di kutip di http://bisniskeuangan.kompas.com “Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, pengaruh expected inflation akibat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi memang sulit dihindari. Bahkan, pengaruhnya bukan hanya terhadap harga-harga komoditas. Tapi, juga berdampak langsung kepada harga jasa yang berhubungan langsung dengan kenaikan harga BBM, semisal biaya transportasi dan logistik.” Meskipun pemerintah memberikan tanjungan/kartu-kartu kesehatan kepada masyarakat, tentu hal itu belum tentu untuk memenuhi kebutuhan hidup para masyarakat akibat kenaikan bbm.